White Snake Return - Kwan Sing Bio Tuban - KaAzima

Azim: Life, Blog, Linux ER

Menulis Lagi... Lagi Menulis.

White Snake Return - Kwan Sing Bio Tuban

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh :)

Tak terasa sudah hampir mendekati hari Raya Idul Fitri saja ya mbloh. Hari pertama dibulan Agustus ini semoga menjadi hari yang menyenangkan bagi kita semua ya.

Di artikel kali ini saya ingin sedikit menceritakan sedikit pengalaman seru saya tanggal 30 Juli kemarin pada saat menonton pagelaran "drama musikal" yang mengambil setting budaya China di Klenteng Kwan Sing Bio Tuban (klenteng TITD yang sangat megah di kota saya).

Mengambil judul The Story of White Snake Return, pagelaran yang dilakukan secara kolosal selama kurang lebih 2 jam ini merupakan rangkaian acara dalam perayaan ulang tahun Kwan Sing Tee Koen ke 1851 (siapakah dia? saya juga tidak tahu hehe). Acara pagelaran drama musikal dimulai pada pukul 10 malam lebih, sebelumnya sudah diadakan pagelaran musik yang mengundang om Anang sama tante Ashanty, seorang penyanyi wanita asal Malaysia dan seorang penyanyi pria asal RRC. Tapi saya tidak menonton pagelaran musiknya kecuali pada saat penyanyi dari RRC tampil (karena dikemas tepat sebelum The Story of White Snake Return dimulai).

Tempat pagelaran
The Story of White Snake Return digelar didalam area Klenteng Kwan Sing Bio Tuban yang terkenal dengan ikon Kepiting raksasa menghadap ke arah pantai utaranya. Panggung megah disiapkan oleh panitia diatas kolam ikan dengan tata cahaya dan tata suara yang sangat bagus. Beberapa proyektor disiapkan agar penonton yang tidak suka berdesakan dan tidak mendapat view yang bagus saat menonton The Story of White Snake Return secara langsung bisa menonton melalui layar raksasa dibeberapa tempat disekitar panggung utama.

Setting tempat dan bahasa
Cerita yang dibawakan oleh tim dari Surabaya ini mengambil setting negeri Tiongkok (RRC) pada masa lampau, bahasa yang digunakan dalam membawakan cerita menggunakan Bahasa China yang tidak saya mengerti sama sekali, hehe. Tapi untunglah, meskipun mereka mempergunakan Bahasa China dalam narasi audionya, mereka tidak melupakan untuk menuliskan narasi visual dengan menggunakan Bahasa Indonesia sehingga penonton yang tidak mengerti Bahasa China seperti saya tetap bisa menikmati pagelaran dan alur cerita The Story of White Snake Return.

Alur cerita
The Story of White Snake Return, yang mengambil kisah dengan setting negeri Tiongkok berkisah tentang cinta siluman ular putih kepada seorang manusia yang mendapat banyak cobaan dan tentangan, salah satu cobaan datang karena kebencian seekor kura-kura. Tokoh dalam kisah White Snake Return yang kemarin saya catat :

  • Han Wen, seorang pemuda yang diberikan pil keabadian oleh Dewa. Tapi karena kerasnya pil abadi yang diminumnya, seketika itu ia mengejang hebat. Dewa yang memberinya pil abadi menjadi panik dan mencoba mengeluarkan pil yang sudah ditelan oleh Han Wen diatas sebuah danau.
  • Pai Su Cen, siluman ular yang bertapa selama beratus-ratus tahun didalam danau tepat dibawah Han Wen memuntahkan pil keabadian. Pil keabadian yang dimuntahkan oleh Han Wen yang juga diincar oleh Kura-kura dengan cepat tenggelam kedasar sungai tepat didepan Pai Su Cen yang langsung menelannya. Kura-kura yang sedari tadi menunggu pil keabadian akhirnya menyimpan dendam pada Pai Su Cen karena tidak berhasil mendapat pil keabadian yang bisa membuat ilmu siapa saja yang menelannya bisa bertahan hingga ratusan tahun. Pai Su Cen yang merupakan seekor siluman ular putih, seketika itu juga berubah menjadi seorang putri yang cantik jelita.
  • Xiao Jhing, siluman ular yang menjadi sahabat Pai Su Cen setelah dirinya ditolong oleh Pai Su Cen pada saat sekarat karena kalah melawan para biksu. Dalam alur cerita, Xiao Jhing mengajak Pai Su Cen untuk ikut dalam sebuah festival yang pada akhirnya mempertemukan Pai Su Cen dengan Han Wen.

Kisah Teh Story of White Snake Return berawal dari pil abadi yang diberikan oleh Dewa kepada Han Wen, tapi karena tubuh Han Wen tidak kuasa menelan pil abadi yang reaksinya sangat keras, ia dibantu Dewa memuntahkan pil abadi diatas sebuah danau hingga pil abadi ditelan oleh Pai Su Cen. Pai Su Cen yang merupakan siluman ular putih seketika berubah menjadi seorang putri dan langsung naik keatas permukaan danau untuk mencari siapa orang yang telah baik hati memberinya pil keabadian.

Pada saat sampai diatas danau, Pai Su Cen mendapati Han Wen bersama seorang Dewa sedang berada disana. Pai Su Cen ingin mengejar Han Wen yang pada waktu itu lari meninggalkan danau namun dicegah oleh Dewa. Singkat cerita Pai Su Cen mempunyai teman (seekor siluman ular) bernama Xiao Jhing yang mengajaknya pada sebuah festival yang mempertemukan Pai Su Cen dengan Han Wen yang langsung jatuh cinta (pada pandangan pertama, cieee) kepada Pai Su Cen. Keduanya pun menikah secara sederhana dan menjadi pasangan suami istri yang baik dimata para tetangga.

Ads Oleh-oleh khas Tuban >> Klik <<

Tentangan mulai muncul karena Biksu Fu Hai yang tidak lain adalah Kura-kura yang tidak mendapatkan pil abadi pada saat dimuntahkan oleh Han Wen memberitahukan Han Wen kalau istrinya adalah seekor siluman ular. Han Wen yang baik dan sangat sayang kepada Pai Su Cen tak mau begitu saja pada Biksu Fa Hai yang baru dikenalnya, namun untuk memastikan bahwa istrinya jelmaan dari ular putih atau bukan, Han Wen mengikuti saran dari Biksu Fa Hai untuk mengajak Pai Su Cen istrinya minum arak. Dan.... Karena reaksi setelah meminum arak, berubahlah Pai Su Cen menjadi seekor ular putih.

Siluman ular putih yang tak lain adalah Pai Su Cen pada bagian puncak pertentangan berhadapan melawan Biksu Fa Hai. Meskipun sudah menelan pil keabadian, Pai Su Cen akhirnya kalah melawan Biksu Fa Hai berkat do'a para biksu yang membuat Fa Hai bisa mengalahkan Pai Su Cen. Pai Su Cen harus rela terpisah dengan Han Wen suami yang dicintai dan mencintainya karena Pai Su Cen dikurung dalam pagoda nomor 9.

Setelah beberapa tahun terkurung dalam pagoda, langit mengetahui betapa besar pengorbanan cinta dan kebaikan pasangan suami istri Pai Su Cen - Han Wen sehingga mengeluarkan Pai Su Cen dari pagoda agar bisa berkumpul lagi dengan Han Wen serta langit merestui hubungan pernikahan mereka.

Konklusi
Kisah The Story of White Snake Return mengajarkan pada semua manusia agar dalam kehidupannya didunia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, selalu berbuat baik kepada seluruh makhluk ciptaan-Nya yang lain dan senantiasa memohon perlindungan kepada-Nya.

Cerita dan pembawaan yang sangat WoOw, tata panggung, tata cahaya, tata suara yang berpadu. Semuanya melebihi ekspekstasi yang saya harapkan dari sebuah pengalaman pertama menonton "drama musikal" secara live. Pada pertengahan pagelaran juga ada pelepasan balon udara, penyalaan kembang api dan efek api pada pinggir panggung untuk menampilkan kesan sesuai dengan alur cerita. Kata yang bisa saya ucapkan untuk pagelaran White Snake Return - Kwan Sing Bio Tuban : "Salut pada para pemain The Story of White Snake Return dan sutradara dibalik cerita The Story of White Snake Return".

Banner acara perayaan di TITD Kwan Sing Bio Tuban
Banner acara perayaan di TITD Kwan Sing Bio Tuban.

Banner The Story of White Snake Return
Banner The Story of White Snake Return.

Panggung megah diatas kolam ikan ditengah Klenteng Kwan Sing Bio
Panggung megah diatas kolam ikan ditengah Klenteng Kwan Sing Bio.

Para pemain The Story of White Snake Return pada awal pagelaran
Para pemain The Story of White Snake Return pada awal pagelaran.

Sebenarnya saya pengen berfoto dengan para pemain The Story of White Snake Return, namun tidak kesampaian karena acara berakhir sekitar jam 1 malam, yang akhirnya saya harus cepat-cepat pulang.

Sekian, wassalamualaikum warahmatullahi wabaraktuh :)


*Videonya menyusul, hehe.
*Jangan ditanya yang aneh-aneh ya, karena saya hanya menikmati pagelaran, tidak begitu paham soal Dewa, Langit, Siluman atau Biksu.

4 Komentar untuk "White Snake Return - Kwan Sing Bio Tuban "

Selesainya malam yah, jam 1

Kalau aku sudah ketiduran nonton acara itu :D

masih kok bang :) kalo yg deket, itu khusus buat undangan resmi aja

iya mas, acaranya sangat megah, jadi mau ketiduran ya ga bisa :)

Tinggalkan opini Anda, untuk turut dalam postingan ini [komentar dimoderasi dulu].

Back To Top