Khusuk Jum'atan Di Pemikiran Seorang Liberal - KaAzima

Azim: Life, Blog, Linux ER

Menulis Lagi... Lagi Menulis.

Khusuk Jum'atan Di Pemikiran Seorang Liberal


Berbicara ketika khutbah jum'at berlangsung selama ini aku mengetahui hal itu membatalkan sholat jum'at, itu pelajaran sejak dulu saat masih aktif mengaji yang sampai saat ini masih teringat ketika keliberalan dunia menghampiriku.

Beda tempat pasti beda adat yang berlaku, itu sudah cerita lama dan semua orang juga tahu. Disatu tempat yang sudah begitu familiar bagi ku, ketika sholat jum'at memasuki waktunya banyak orang yang sudah sepuh berdatangan ke masjid dan mengambil posisi shaf paling awal (termasuk aku, padahal khutbah 30 menit lagi  baru dimulai). Pun begitu dengan sistem pemberian shadaqah yang ada di desa asalku Kedungjambe, disana kotak amal ditaruh di tempat didekat pintu masuk. Jadi, ketika jamaah datang bisa langsung memberi kan shadaqahnya ke kotak amal tadi.
Namun, seperti disinggung didepan tentang perbedaan, saat berada di kerek semua itu berubah dan sama sekali beda. Waktu berangkat jum'atan (aku pribadi) molor tidak seperti pas masih di Kedungjambe, berangkat ku jadi ketika khutbah sudah dimulai.
Karena hal itu, jarang sekali bisa sholat tahiyatul masjid dan sholat qobliyah jum'at. Pas disela-sela khutbah itu, ada satu hal yang menurutku 
menggangu kekhusukan aku pribadi (mungkin juga jamaah lain) dalam mendengarkan khutbah jum'at. Yakni, kotak amal dorong yang selalu dipindah-pindah dari satu jamaah ke jamaah disampingnya. Saat melihatnya, aku jadi berpikir, apakah kotak amal dorong tadi tidak membuat jamaah terganggu konsentrasi mendengarkan ceramah?
Secara, seorang yang tadinya diam mendengarkan khutbah harus ikut mendorong kotak amal, belum lagi harus mendengar bunyi berderit dari roda-roda kotak amal.
Yang lebih parahnya lagi, ada orang sepuh yang karena kotak amal dorong itu, ia berbisik atau berbicara kepada jamaah disampingnya, memberi tahu untuk meneruskan laju kotak amal tersebut.
Berbicara ketika khutbah jum'at berlangsung selama ini aku mengetahui hal itu membatalkan sholat jum'at, itu pelajaran sejak dulu saat masih aktif mengaji yang sampai saat ini masih teringat  ketika keliberalan dunia menghampiriku.

Tag : id., Jum'at
0 Komentar untuk "Khusuk Jum'atan Di Pemikiran Seorang Liberal"

Tinggalkan opini Anda, untuk turut dalam postingan ini [komentar dimoderasi dulu].

Back To Top