Semua yang bernafas hingga di bulan ramadhan ini, dan berada di negara Republik Indonesia tercinta pasti tahu kebiasaan hampir semua stasiun televisi baik swasta maupun stasiun televisi milik pemerintah pada saat bulan penuh berkah ini.
Segala yang bertemakan ramadhan bertebaran seperti tomcat yang beberapa waktu lalu melanda Surabaya, ada kuliner "Ramadhan", ada pengajian "Ramadhan" (pengajian ini hanya muncul saat ramadhan saja) dan sebangsanya yang bertema ramadhan pasti berusaha ditampilkan masing-masing stasiun televisi.
Nah, kalau munculnya beramai-ramai pasti akan ada kelonggaran kontrol materi dari program-program ini, contohnya suatu pengajian dengan mendatangkan penceramah (Ustadz) bisa jadi malah membuat citra bulan suci ramadhan tercoreng karena ustadz yang muncul ini belum kompeten dalam berdakwah.
Seperti yang ada di tempo.co yang memberitakan tentang kekurang kompetenan beberapa sosok ustadz di bulan ramdhan ini.
Segala yang bertemakan ramadhan bertebaran seperti tomcat yang beberapa waktu lalu melanda Surabaya, ada kuliner "Ramadhan", ada pengajian "Ramadhan" (pengajian ini hanya muncul saat ramadhan saja) dan sebangsanya yang bertema ramadhan pasti berusaha ditampilkan masing-masing stasiun televisi.
Nah, kalau munculnya beramai-ramai pasti akan ada kelonggaran kontrol materi dari program-program ini, contohnya suatu pengajian dengan mendatangkan penceramah (Ustadz) bisa jadi malah membuat citra bulan suci ramadhan tercoreng karena ustadz yang muncul ini belum kompeten dalam berdakwah.
Seperti yang ada di tempo.co yang memberitakan tentang kekurang kompetenan beberapa sosok ustadz di bulan ramdhan ini.
"Menurut Imam, pernyataan ini justru merendahkan seorang ustadz. Ia juga menyayangkan ustadz lain di Trans TV yang juga ikut ambil bagian waktu joget bersama secara berlebihan.Imam mencermati, banyak dai yang menyampakan riwayat keagamaan dengan akurasi yang rendah. "Menggunakan hadis yang tidak sahih," kata Imam. Ia berharap para penceramah terus berusaha meningkatkan kompetensinya sebagai ustadz."Petikan diatas saya ambil dari yahoo dengan berita bertitel
Awas, Banyak Ustadz 'Gadungan' di Televisi
Konklusi persoalan ini menurut hemat saya, janganlah para insan pertelevisian hanya memanfaatkan momen ramadhan ini dengan suatu hal kebaikan yang malah akhirnya menjadi keburukan. Dan jangan mematerialisasikan titel ustadz di televisi, baik saat ramadhan maupun non ramadhan.
Salam.
0 Komentar untuk "Materialisasi Titel "Ustad" Di Tv"
Tinggalkan opini Anda, untuk turut dalam postingan ini [komentar dimoderasi dulu].