UN : Proyek Buang-buang Duit? - KaAzima

Azim: Life, Blog, Linux ER

Menulis Lagi... Lagi Menulis.

UN : Proyek Buang-buang Duit?


UN : Proyek Buang-buang Duit? - Jam pelaksanaan UN diundur, bahkan ada yang hari pelaksanaan UN diundur dari yang seharusnya hari ini menjadi hari Kamis Kekacauan UN yang amat parah yang terjadi tahun ini. Jika beberapa tahun kebelakang pelaksanaan UN tidak ada yang sampai mengundur hari pelaksanaannya, kemunduran besar terjadi tahun ini karena distribusi soal UN yang belum merata terdistribusi ke seluruh propinsi di Indonesia, dengan "terpaksa" hari pertama UN hari ini dibatalkan (bahasa kasarnya) atau diundurkan (bahasa halusnya).

Saya sendiri sebenarnya tidak terlalu ingin turut campur dalam kekacauan UN tahun ini lewat tulisan ini ya, tapi yang namanya berada di Indonesia yang menganut demokrasi, saya ingin turut menyoroti kekacauan UN tahun ini dengan title " UN : Proyek Buang-buang Duit". Sebelum dan sesudahnya saya mohon maaf apabila ada yang kurang berkenan dengan tulisan ini.

*

Kalian berkesempatan mendapat uang senilai RP 500 miliar setiap tahun selama tiga tahun. Apa yang akan Kalian lakukan jika kesempatan itu benar-benar diberikan pada Kalian? Mungkin akan ada yang mempergunakannya untuk membangun usaha, atau ada yang mempergunakannya untuk berfoya-foya menghamburkan uang. Bagi yang mempergunakan uang tersebut untuk berusaha, dalam bidang percetakan misalnya. Jika pengalaman mempergunakan uang Rp 500 miliar untuk bisnis percetakan mengalami kegagalan, pasti akan menganalisis sebisa mungkin untuk tidak mengalami kegagalan ditahun kedua bukan? Pasti jawabannya iya.

Analisis kegagalan, nampaknya tak pernah dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dalam penyelenggaraan UN. Jikalaupun sudah dilakukan, bagaimana mungkin kegagalan penyelenggaraan UN masih saja terjadi. Masih ada oknum siswa-guru yang bekerja sama. Yang satu memberi contekan dan yang satu lagi tinggal tenang didalam ruang ujian menunggu sms contekan. Paling baru, jadwal UN diundur karena masalah teknis. Distribusi soal UN yang belum merata diseluruh wilayah Indonesia yang akan mengadakan UN.

Kegagalan macam apa ini? Dengan dana penyelenggaraan UN mencapai Rp 500 miliar (sumber Metro TV) kok bisa-bisanya terus terjadi kegagalan/kesemrawutan pelaksanaan ujian penentu nasib siswa sekolah dasar hingga sekolah menengah atas ini. Wah, nampaknya benar-benar profesionalitas tingkat tinggi yang diperlihatkan mereka yang mengurusi penyelenggaraan akbar tiap tahun ini. Lagi-lagi Kementerian Pendidikan.

Pak ketua Kementerian Pendidikan, kerennya mendapat sebutan Menteri Pendidikan; M. Nuh, meminta maaf atas pembatalan pelaksanaan UN dibeberapa propinsi hari ini. Saya kok tidak mau dan tidak akan memaafkan ya kalau kejadiaannya seperti tadi pagi. Semudah itukah memaafkan mereka para profesional yang bertugas menyelenggarakan UN secara lancar tetapi pada kenyataannya sesemrawut tadi pagi. Uang Rp 500 miliar untuk apa saja? Apa untuk mendapat pernyataan pemberian maaf dari para siswa yang kecewa dag dig dug hatinya menjadi semakin lama dan semakin kencang seiring diundurnya UN. Dag dig dug takut tidak lulus.

Tidak usah jauh-jauh menerawang ke 11 propinsi yang mengalami kesemrawutan pelaksanaan UN. Di SMK Negeri 1 Singgahan saja, sekolah saya dahulu. Pelaksanaan UN harus semrawut dengan diundur selama 1 jam karena kesalahan pengambilan naskah UN.

.kliru.kak.ngmbl.nzkah..trpakza.n3.ngmbl.d.smk.dwi.sakti.1.jam... (menurut sumber terpercaya).

Satu tahun yang lalu ketika saya sebagai korban UN kala itu tidak harus menunggu 1 jam untuk menunggu naskah soal. Datang, bersiap-siap, tinggal mengerjakan soal, pulang. Tidak ada jadwal menunggu keterlambatan soal. Semuanya lancar waktu itu, bahkan saling contek-mencontek juga lancar.

Kondisi berubah saat ini. Meskipun ada satu hal yang tidak berubah. UN adalah momok bagi para siswa (yang jarang belajar).

Pertanggungjawaban uang Rp 500 miliar seharusnya kita tanyakan kemana saja pos alokasi dana sebesar itu dianggarkan. Apakah dana sebesar itu masih kurang untuk menyelenggarakan UN yang lancar (jangan bermimpi UN jujur. UN jujur hanya retorika, tidak pernah ada selama sistem perUNan seperti sekarang ini. IMHO).

Persoalan UN yang lain, berkaitan saling contek-mencontek. Sebuah kebiasaan yang merugikan para siswa (cerdas) yang dengan susah payah belajar. Mereka harus kalah bersaing dalam nilai UN dengan siswa (bodoh) yang mengandalkan contekan baik itu dari gurunya atau dari mbah dukunnya. Perasaan ngenes pake banget mengetahui nilai UN diri sendiri yang mengerjakan soal UN tanpa mencontek kalah bagus dengan siswa yang mengerjakan UN pure contek.

Persoalan mengenai persiapan UN juga patut diperhitungkan, banyak dana yang harus dikeluarkan untuk hal ini. Mengikuti les mata pelajaran UN, bayar. Membeli peralatan tulis menulis, bayar. Ada satu cerita mengenai pembelian peralatan tulis menulis untuk UN. Ketika itu saya dan seluruh siswa kelas 3 semuanya diarahkan untuk membeli peralatan tulis menulis baru yang katanya sesuai standar pembacaan komputer. Padahal saya sudah punya peralatan tulis menulis standar UN peninggalan zaman MTS (setingkat SMP). Tapi tetap saja membeli peralatan tulis menulis baru yang bayarnya Rp 15.000,00 (seingat saya) karena massivenya pembeli peralatan tulis menulis baru yang disediakan koperasi sekolah. Antara terpaksa dan tidak, uang Rp 15.000,00 melayang.

Begitu banyaknya kesemrawutan pelaksaaan UN, sehingga tulisan ini turut menjadi semrawut. Ingin saya akhiri sampai disini saja. Selamat malam. UN : Proyek Buang-buang Duit? -

Solusi, UN harus tetap diadakan, tetapi bukan dengan sistem seperti sekarang ini. sistemnya adalah setiap siswa dijamin pasti lulus jika mengikuti seluruh materi pelajaran yang diUNkan, baik itu dapat nilai bagus atau jelek. Nilai bagus atau jelek tidak berpengaruh pada kelulusan siswa. Tetapi nantinya akan berpengaruh pada penerimaan siswa pada jenjang diatasnya oleh masing-masing lembaga. Tergantung baik buruk nilai UN, lembaga pendidikan bisa memutuskan menerima siswa yang mendaftar atau tidak sesuai dengan nilai yang tertulis pada ijazah UN. Dengan solusi ini tak ada ketakutan siswa tidak lulus UN. Yang pada akhirnya kebutuhan biaya untuk les mata pelajaran UN akan berkurang pula.


Tuban, Senin 15 April 2013 : Sebuah catatan kecarut-marutan pelaksanaan UN 2013.

Related Post:

46 Komentar untuk "UN : Proyek Buang-buang Duit?"

setuju dgn solusinya. toh nanti kalo masuk perguruan tinggi mereka juga akan berjuang lagi. perjuangan sebenarnya kan ketika melamar kerja. kalo masih sekolah dan kuliah mah blum apa-apa. waktu kerja tuh yg bikin streesss

Setuju banget jim, semoga aja masalah g kaya gini gak ikut menyebar ke UN buat anak smp juga dah *anak smp*

tapi menurut media di tipi, uang yang dihabiskan itu melebihi Rp 600 miliar, sing bener iku endi mas ?

tapi kabar bahagianya, kegagalan UN tahun ini menjadi tanda bahwa UN tahun depan (saya) akan lebih 'longgar' atau bahkan dihapuskan :))

hai indonesia??


hahaha kelakuan..
nyontek masal juga lancar ya.

dibikin repot aja nih UN ada 20 paket pula, yg kemaren 5 , yang kemarennya lagi cuma AB AB kalo gak salah sih. padahal gurunya juga ikutan stress kan..
.

bener bgt, ketika melamar kerja.. kalopun bertitle tinggi belum tentu juga mudah dapetin kerjaan.

maklum lah mas kampanya tinggal menghitung hari lagi, uang dari mana lagi kalau gak dari nyeper2

IYa benar, UN 2013 memang UN paling karut marut gak jelas.
Tapi saya tidak setuju tentang contek mencontek, karena memang di UN 2013 kemarin kita benar2 mengerjakan dengan usaha sendiri karena setiap anak mendapatkan soal yang berbeda dan menggunakan barcode. Di sekolah saya sendiri tidak ada bocoran atau kerja sama murid dengan guru sama sekali, enggak tau kalo di sekolah yang lain..

Gimana, kalo next year UN di tiadakan ?
Kan lumayan buat hemat uang negara :))

kan, uangnya bisa buat beli bakso tuh ...

hehe gue jg gak ngrti jalan pikiran pemerintah soal sistem un skarang. Trlalu brlebihan dan ujungnya mreka yg bingung. Sampe gue pernah dngr berita "percetakan stres nyetak soal UN" UN x ini gagal! Itu aja

ceeiiillleehhh mblo gaya tulisan lu keyenn ya, hhe pembahasan kali ini lumayan rumit ya, gw sih setuju2 aja, soalnya gw udah lepas dri smua itu, tapi setidaknya pemerintah harus tau klo UN tu lbih bnyak gk jujurnya, benar2 buang duit kayaknya, apalgi hasilnya kyk skrg ini, udah gtu ada tmbahan biaya lagi, masa soal UN di ftocopy -_-

karena tahun depan aku UAN makanya dibatalin aja yayayayaya :D

sumpah UN taun ini nggak adil banget ~ apa dampaknya dari taun kemaren ya ?

Setujuuuu!!!
Korban UN tahun ini nih wkwk

hmm ada benernya emang, masa sekolah 3 tahun, lulus ato tidaknya ditentuin dengan 3 hari? -_-

bener bgt zim...ditempatku malah ada yg telat ujiannya krn harus fotocopy soal..Masa soal UN difotocopy...trus ada jg..yg ujiannya b.indonesia malah soalnya b.inggris..udah gtU kata adikku, LJUN nya tipis bgt...jelek lah pokoknya...
UN tahun ini kacau bgt...

semua lini hrs diperbaiki trmasuk cara mengajar para guru jg sistem pendidikannya.., klo mau siswa dpt nilai tinggi maka hrsnya guru yg dipekerjakan jg hrs guru2 yg benar kompoten dibidangx...

saya setuju dengan solusinya, UN tetap ada tapi dengan jaminan lulus , jadi gak ada deh tuh yg namanya dag dig dug duar takut gak lulus :|

baru denger tahun ini ada UN yang semrawutan kayak gini *_*

Menurut saya... solusi ini lebih mengerikan. Bagaimana kalau nilainya jelek? nggak bisa diperbaiki dong...

Untung udah ga ngrasain jdi korban carut marutnya sistem pndidikan ngeri ini
Perubahan2 yg trjadi hampir stiap tahun pada sistem UN bukannya mmbuat kualitas pndidikan lbih baik, malahn mnciptakan Gnerasi2 & Pndidik yg tidak jujur..

paling seneng kalau ada tul;isan seperti ini, terasa oragasme gmana gitu.

Ok sekarang saya coba berkomentar dikit Jim.
Dari dulu UN selalumenimbulkan masalah, dan puncaknya adalah tahun ini, memang bener kata kamu tadi dana anggaran untuk melaksanakan UN 500milliar lebih, pada dasarnya setiap kegagalan yang terjadi dalam sebuah proses yang berjalan itu adalah tanggung jawab pimpinan, dan pimpinan disini adalah kementrian pendidikan di bawah naungan menteri pendidikan yaitu Bapakmu M.Nuh Hahaha

Nah sebagai pimpinan yang harusnya bertanggung jawab tidak sepantasnya dia menyalahkan salah satu perusahaan percetakan sebagai salah satu pemenang tender penyedia naskah UN, saya heran ketika M.Nuh justrui menyalahkan perusahaan percetakan tersebut, dia tidak nggerayahi jitok e dewe imana letak kesalahan itu.

Mungkin sikap Danjen Kopassus yang berani bertangung jawab dalam kasus cebongan harus bisa di contoh orang seperti M.Nuh.

Ntah dalam bentuk apa tanggung jawab nantinya, yang jelas dialah pihak yang harus bertanggung jawab atas kekisruhan ini, agar Indonesia selalu mengingat undang-undang dasarnya yaitu "mencerdaskan kehidupan bangsa"

Semoga.

yoi bro, sebelum berjuang melamar kerja yg harus diperjuangkan adalah masa depan dalam bersekolah dulu...

@tia, iyap, bener tuh, engga jaminan

yoi, moga aja beroh... selamat menempuh un entar ya

masalah penganggaran susah buat nyari referensi yg tepat, soalnya menyangkut internal dari kementrian, yg bisa ditulis sih ya kurang lebih segituan lah...


moga aja uan tahun depan emang lebih longgar sistemnya

yg banyak jadi korban stres selain siswanya juga gurunya sebenernya, disadari ato enggak emang begitulah kondisinya... banyak yg stres jadi korban un

emmm... patut diperhitungkan juga, tapi it's not this article point

emmm,, untuk soal contek-mencontek sebenernya subjektif aja sih, kalo aku dulu juga no to contekan, sampe2 mtk cuma dapet 70an hhehhe... tapi ya enggak apa2lah, yg penting kinerja paling maksimum yang bisa dicapai dari ingatan yg terhimpun

kalau seperti itu nampaknya bukan domain masyarakt untuk berpendapat, ada tata cara tersendiri berkaitan sistem pendidikan Indonesia

UN terlambat...
baru tahun ini yg gempar gara2 berita itu

mungkin itu enggak stress.. percetakan kan bukan manusia, jadi enggak ada kata stress... beda lagi sama pegawai percetakan, nah itu baru bisa stress bang kwkwk

hahah,, mengenai soal un yg dipotokopi tuh yg aneh menurutku, bagaimana mungkin soal yg katanya ada barcodenya bisa difoto kopi segitunya, berarti bar code nya kayak enggak berguna gitu ya...

mungkin yg nulis nih artikel kehabisan obat ka #eh

kayaknya belum bisa untuk pembatalan un tahun depan deh

kurang tahu juga sih, banyak faktor yang membuat semrawut un tahun ini

yg sabar ya, orang sabar disayang yg membuat sabar..

laporin polisi aja kalo jadi korban

itu mungkin yg harus dibenahi, mungkin solusi diatas bisa diterapin

hhhaha,,, enggak jauh beda sama disekolahku smk dulu,, soal telat 1 jam soalnya salah ngambil paket soal, pas ngerjain juga harus susah2 soalnya takut lembar jawabannya robek.. di sma nya malah harus nunggu 5 jam soalnya ngambil soal un dari surabaya

kalau yg seperti itu nampaknya susah buat dijalanin, soalnya guru yg kompeten enggak ada disemua daerah,,, beberapa cara yg ampuh menurutku ya dengan kejujuran, bukan keterpaksaan

itu dia, yg jadi apa namanya, yg jadi penentu masa depan adalah nilai dari kejujuran un itu tadi, gampangnya sebagai pre test lah buat masuk ke jenjang yg lebih tinggi

berdoa saja, moga tahun depan enggak kayak gini lagi

that's the result, how to fix the bad value of exercise is with study hard before.

susah buat menjadi generasi pendidikan dibawah sistem un untuk menjadi generasi yg jujur, karena un memang untuk mentidak jujurkan sebagian generasi pendidikan yg ada. disadari ato tidak

ah bang,,, jangn org org disini dong...

anggaran besar yg tiap tahun bergelontoran untuk menyelenggarakan un yg selalu saja menuai beragam masalh, namun tahun ini kayaknya yg terparah, dimana banyak terjadi kegagalan pelaksanaan un secara tepat waktu... Oiya, kementrian pendidikan dengan pak Nuh sebagai pimpinan mungkin akan mengelak ketika dimintai pertanggung jawaban mengenai hal ini. Wajarlah, namanya juga manusia pasti enggak mau dipersalahkan...

pak Nuh mungkin juga kepengen bertanggung jawab seperti danjen kopasus, namun kayaknya background yg non militer membuatnya ketir dengan keadaannya. apalagi menyangkut keunganan negara yg besar, ada kpk mengintai..

jika jujur ada indikasi korupsi, kpk turun tangan pasti akan banyak kekisruhan, mengingat nilai sebesar 500m lebih pasti menyeret banya petinggi2 di Indonesia.

Semoga sajalah memang kehadiran UN bisa mencerdaskan iklim pendidikan dimasa depan, bukan malah mengebiri seperti belakangan ini

iya neh..mungkin dalam sejarah UN ini UN trhancur..
mgkin percetakknya pusing krn kbnyakan paket yg mau dicetak..

ujung2nya,org2 pnting nyari kmbing htam buat disalahkan..ckck

dkung bgtz deh klo UN dihapuskan..klo masih kyk gni..heuheu..

sejutusss sobb..

memank UN x ini memank kacau balau

Tinggalkan opini Anda, untuk turut dalam postingan ini [komentar dimoderasi dulu].

Back To Top