Jalan hidup seseorang memang tak selalu mulus tanpa hambatan layaknya jalan tol. Banyak hambatan menunggu di setiap jalan yang akan dilalui. Seperti adanya diriku, ketika sekolah ditingkatan SMA bisa dibilang prestasiku cukup membanggakan.
Bagaimana tidak, rangking satu dari mulai kelas X sampai kelas XII (mungkin:data kurang lengkap) dan saat kelas dua semester kedua malah dapat nilai mapel PKn terbaik tingkat kelas dua se sekolahan #bangga nih ye. Mundur ke beberapa bulan sebelumnya, aku juga dikirim mewakili sekolahan untuk menimba ilmu di BLPT Ketintang Surabaya selama dua pekan sebagai wakil (pertama) dari sekolahan ku dalam keikut sertaan di event ini.
Maju ke beberapa pekan ini, semua hal membanggakan itu ludes tak tersisa ketika setelah lulus tidak bisa menembus ketatnya pertahanan syarat bidik misi karena ternyata jurusan ku belum bersertifikat. Udah gitu harus dipindah-pindah pengurusannya sampai membuatku muak dan pengen marah, Sumpah Beneran.
Sehabis kegagalan menembus bidik misi disuruh mandiri ikut jalur undangan, dijalur ini pun aku tidak masuk PTN karena memang sudah tidak begitu pengen masuk PTN dengan persyaratan yang ribet serta keuangan yang super ribet. Beberapa hari setelah pengumuman kegagalan SNMPTN jalur undangan itu, seorang temen nulis di Fb dengan entengnya "ehm trahe dkokn dadi job maker" setelah itu aku jadi berpikir untuk menjadi job maker.
Mungkin, pertama-tama untuk diriku pribadi, akan ku buat lapangan pekerjaan dengan menjadikan apa yang aku ketahui tentang batik tulis gedog HM Sholeh berkenaan dengan sistem pemasaran online yang selama ini aku geluti. Semoga jalan yang akan aku geluti tidak selamanya mulus tetapi akan berakhir dengan kebahagiaan.
0 Komentar untuk "Sebagai Job Maker? Why Not?"
Tinggalkan opini Anda, untuk turut dalam postingan ini [komentar dimoderasi dulu].