Konteks Pengangguran Pada Negara Maju - KaAzima

Azim: Life, Blog, Linux ER

Menulis Lagi... Lagi Menulis.

Konteks Pengangguran Pada Negara Maju

Pengangguran merupakan salah satu masalah sosial yang dialami setiap negara di dunia. Permasalahan yang antara lain disebabkan oleh tingginya jumlah penduduk, berkurang atau kurangnya lapangan kerja, gap antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah ketersediaan lapangan kerja (hubungan penyebab pertama dan penyebab kedua) serta masih banyak lagi penyebab adanya masalah sosial berupa pengangguran.

Pengangguran sendiri, saya pribadi mengidentifikasikan sebagai kondisi dimana seseorang dalam usia produktif tidak/belum memiliki pekerjaan untuk mendapatkan penghasilan baik berupa uang atau materi lainnya yang bisa dipergunakan untuk membiayai keberlangsungan hidupnya secara mandiri.

Dalam konteks kenegaraan, negara kelas 3 atau negara berkembang seperti Indonesia dengan jumlah penduduk 248,645,008 (2012) turut memiliki permasalahan pengangguran. Contoh terdekat saja, lulusan fresh graduated dari SMA atau sederajat yang memilih untuk tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi atau tidak memilih untuk bekerja, mereka biasanya akan menjadi pengangguran (baru) yang dalam kehidupan sehari-hari (biasanya) mereka akan terpuruk dengan kondisi yang hanya makan-minum dibiayai orang tua tanpa mereka bisa menghasilkan uang (materi) dari hasil keringat sendiri untuk sekedar membeli rokok. Hal seperti ini dialami salah satu teman SMK yang lulus bersamaan dengan saya pada tahun 2012 yang lalu.

Permasalahan pengangguran bukan hanya sekedar permasalahan yang penyelesaiannya hanya dibebankan kepada negara saja. Harus ada turut andil serta peran aktif berbagai stake holder untuk mengurangi jumlah pengangguran (khususnya di Negara Indonesia tercinta ini).

Stake holder pemerintahan mengurangi pengangguran dengan membuka peluang kemudahan investasi untuk menciptakan lapangan kerja baru (mengurangi praktek KKN), stake holder swasta membantu program penciptaan lapangan kerja baru dengan merekrut masyarakat pribumi sebagai karyawan/karyawati dan menurut saya yang paling penting adalah stake holder tokoh masyarakat yang menyadarkan generasi produktif untuk merubah mindset tentang etos kerja yang semula malas untuk bekerja keras serta tepat waktu menjadi bermindset etos kerja yang disiplin, tepat waktu serta pekerja keras.

Kalau menurut saya pribadi, menjadi pengangguran bukanlah hal yang nyaman untuk dijalani dalam kehidupan. Apalagi jika menganggur berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Stres, itu menurut saya yang akan terjadi jika saya menganggur tanpa pekerjaan dalam rentang waktu yang lama dan tanpa pemasukan untuk memenuhi kebutuhan saya pribadi secara mandiri.

Indonesia sebagai negara berkembang, dengan jumlah populasi penduduk yang sebegitu besarnya memiliki permasalahan pengangguran dianggap hal yang lumrah karena negara berkembang itu tadi.

Namun berbeda halnya jika yang mengalami masalah pengangguran adalah negara maju seperti Jepang (mungkin beberapa diantara kita akan mengatakan WooWW Jepang pun punya pengangguran ?).

Kenapa Jepang? Ya, karena sebagai negara maju dengan nilai kapitalisasi Bursa Saham Tokyo terbesar kedua didunia (indeks Nikkei 225 merupakan saham 225 saham perusahaan besar yang diperdagangkan di Bursa Saham Tokyo), Jepang masih memiliki pengangguran yang berkisar 4% dari jumlah total angkatan kerja yang mencapai 67 juta jiwa (2001).

Pertanyaan yang selanjutnya muncul adalah mengapa negara maju seperti Jepang dengan kapitalisasi bursa saham dan industri manufaktur yang begitu besarnya juga mengalami permasalahan pengangguran?

Jawabannya adalah karena sebenarnya pengangguran bukan sekedar monopoli negara berkembang saja. Pengangguran terjadi diseluruh negara didunia seperti sedikit disinggung diatas. Namun beda pengangguran dinegara maju seperti Jepang lebih kepada pengangguran alamiah, bukan diakibatkan gap antara jumlah angkatan kerja yang lebih besar atau tidak seimbang dengan jumlah ketersediaan lapangan kerja seperti yang
dialami negara berkembang.

Jadi, konteks pengangguran pada negara maju sebenarnya sama dengan konteks pengangguran pada negara berkembang. Namun, pengangguran keduanya berbeda karena berbeda penyebab terjadinya pengangguran. Yang satu karena gap angkatan kerja dengan ketersediaan lapangan kerja. Yang satunya lagi karena merupakan pengangguran alamiah.

" Dalam ilmu ekonomi dikenal istilah Pengangguran alamiah.  Pengangguran alamiah terjadi apabila seluruh kapasitas produksi (alat-alat produksi = sumber-sumber produksi ) yang tersedia tidak mampu menyerap seluruh tenaga kerja, walaupun seluruh faktor produksi itu telah digunakan secara penuh (full employment). "

" Pengangguran alamiah (natural unemployment) atau tingkat pengangguran alamiah (natural rate of unemployment), merupakan akibat dari tingkat kestablilan inflasi. Pengangguran jenis ini terdiri dari pengangguran friksional dan pengangguran struktural.
- Pengangguran friksional atau transisi (frictional or transitional unemployment), merupakan akibat dari adanya perubahan di dalam syarat-syarat kerja berdasarkan perkembangan ekonomi yang terjadi. Pengangguran ini bisa terjadi saat pekerja berpindah dari daerah satu ke daerah lainnya.
- Pengangguran struktural (structural unemployment), merupakan akibat dari perubahan di dalam struktur pasar tenaga kerja yang menyebabkan terjadinya ketidaksesuaian antara penawaran dan permintaan tenaga kerja. Salah satu penyebabnya adalah faktor kemajuan teknologi yang disebut dengan istilah technological unemployment
Mari bersama-sama mengurangi jumlah pengangguran pada negara tanah air tumpah darah Indonesia. Bisa melalui kegiatan berwira usaha secara berkelompok maupun secara mandiri.

#Referensi
1. Strategi Penetrasi Pasar Ekspor Ke Jepang oleh Nurul Istifadah.
2. Kompasiana.
3. Cia.
4. Nuruln0879.


Saya, Azim (baru sadar: lhoh, kok gua ngomongin seserius ini) | Di tulis dari Surabaya.

Related Post:

12 Komentar untuk "Konteks Pengangguran Pada Negara Maju"

tuh kan.. posting tugas lagi deh azim..

hmmmm....
pengangguran emang suatu momok....
mengerikan untuk dibicarakn...
jobless...
tapi sebenarnya seandainya kita mau lebih kreatif dan mencintai produk dalam negeri, mungkin akan bisa mengurangi pengangguran....
:)

di sarankan untuk membangu usaha :) .nah modalnya?? kerja dulu dong :D .

Ternyata di jepang juga ada pengangguran haha..
Bisa2 yang jadi pengangguran adalah robot hehe :D

Ngomongin soal pengangguran emang gak ada habisnya, bahkan di negara maju sekalipun seperti Rusia tetep aja ada penganggur.

kalo menurut gue sih, penganggur bukan hanya ada karena kurangnya lapangan pekerjaan, kadang- kadang juga karena faktor intern setiap individu.

ngga nyangka, sekarang beralih nih konsep nulisnya, whahah...

dari pada nyari kerjaan bisa jadi pengangguran, mending bikin usaha nyerap pengangguran, kan sekarang udah ada usaha kredit untuk UKM

setuju sekali tuh.... pengangguran salah satunya terjadi karena kekurang kreatifan menyikapi kondisi. mencintai produk dalam negeri akan terbangun dengan sendirinya ketika produk produksi dalam negeri itu mempunyai kwalitas yang sip gandos joss :)

bisa juga selain kerja dengan menggunakan fasilitas kredit atau bantuan yang sudah disediakan pemerintah untuk umkm :)

kebalik itu mungkin,,, terjadi pengangguran karena dipekerjakannya robot menggantikan manusia :)

itu juga yang mungkin termasuk sebagai pengangguran alamiah :)

nah itu dia, semoga UKM lebih bergiat lagi.... ahh, ini cuma intermezzo aja kok, konsep nulisnya harus berbeda biar fresh always

Tinggalkan opini Anda, untuk turut dalam postingan ini [komentar dimoderasi dulu].

Back To Top