Kartunet Kampanye Aksesibilitas Tanpa Batas - Aksesibilitas fasum (fasilitas umum) mungkin bagi sebagian dari kita yang dikarunia anggota tubuh normal adalah sebuah hal yang sepele dan terkesan biasa untuk dapat terlupakan. Sering, mau trotoar berlubang, biarkan saja. Mau jalan bergelombang juga biarkan saja toh yang penting tidak mencelakakan diri kita. Betul nggak?
Tapi terkadang pula, ada diantara kita yang protes pada kurangnya aksesibilitas fasilitas umum yang bisa kita pergunakan. Bentuk protesnya bisa dengan mengirim surat kepada dinas terkait agar fasilitas umum dibenahi, atau mungkin marah-marah melalui media online dengan harapan yang sama. Fasilitas umum dibenahi.
Dan jika sudah melayangkan protes, akankah langsung ditindak lanjuti oleh dinas terkait untuk membenahi aksesibilitas fasilitas umum yang rusak seperti trotoar berlubang? Sepertinya akan serempak untuk katakan TIDAK. Memang seperti itulah, seringkali protes dari pengguna fasilitas umum tidak mendapat tanggapan dengan aksi nyata oleh dinas terkait.
Jika sudah tidak mendapat tanggapan dari dinas terkait, cara terakhir yang bisa dilakukan adalah pasrah. Dan berhati-hati jika menggunakan fasilitas umum yang rusak atau tidak dipergunakan sesuai kegunaannya. Toh, badan kita masih sehat untuk melewati "rintangan" yang diciptakan oleh rusaknya fasilitas umum. Ada trotoar berlubang, anggap saja seperti layaknya sedang bermain game peperangan hehehe.
Tapi apa jadinya jika kerusakan aksesibilitas fasilitas umum ini terjadi pada mereka para penyandang disabilitas? Pastilah akan semakin mempersulit dunia mereka untuk menikmati kebebasan dalam memanfaatkan fasilitas umum.
Bagi penyandang disabilitas tunanetra misal, kondisi trotoar yang berlubang tentu saja membuat keamanan mereka dalam memanfaatkan fasilitas umum menjadi berkurang. Maunya lewat trotoar agar terhindar dari celaka karena kendaraan bermotor, tetapi malah mendapat celaka karena terjerembap pada lubang trotoar. Belum lagi mengenai batas tinggi antara trotoar dengan jalan raya yang biasanya terlalu tinggi bagi mereka (sekitar 15-20cm) yang menyulitkan untuk berpindah dari sisi jalan menuju trotoar.
Kesulitan/keterbatasan untuk memanfaatkan aksesibilitas fasilitas umum juga akan dialami oleh mereka penyandang disabilitas tunadaksa. Bagaimana tidak, ketika akan naik angkutan umum misalnya. Penyandang disabilitas tunadaksa yang menggunakan kursi roda akan kesulitan untuk menaiki angkutan umum. Baik itu angdes, angkot maupun bus AKAP dikarenakan pintu masuk dari angkutan umum tersebut yang kurang bersahabat bagi mereka. Kebanyakan pintu masuk angkutan umum terlalu tinggi bagi penyandang disabilitas tunadaksa.
Kesulitan demi kesulitan yang dialami oleh para pengguna fasilitas umum terutama para penyandang disabilitas sepertinya belum akan berakhir dalam jangka waktu dekat. Dikarenakan dari dinas terkait yang seperti sedikit disinggung diatas, kurang memperhatikan kerusakan fasum meskipun sudah mendapat protes dari pengguna fasilitas umum. Juga dilain pihak para pengguna fasilitas umum yang terkesan buang muka untuk turut dalam perawatan fasilitas umum.
Di Kabupaten Tuban sendiri, kabupaten dimana saya tinggal saat ini. Kondisi aksesibilitas fasilitas umum masih memprihatinkan pada beberapa tempat dan kondisi. Ada fasilitas umum berupa trotoar berlubang, fasilitas umum trotoar yang memiliki ketinggian terlalu tinggi dari jalan raya dan ada beberapa fasilitas umum lain yang kurang memberikan kebebasan bagi penyandang disabilitas untuk menikmati kebebasan mereka dalam mempergunakan fasilitas umum tersebut.
Beberapa fasilitas umum di Kabupaten Tuban yang menurut saya harus dibenahi oleh dinas terkait demi kenyamanan bersama terkait "Kartunet Kampanye Aksesibilitas Tanpa Batas" antara lain adalah :
1. Angkutan umum : Banyak angkutan umum yang standar jarak antara pintu masuk dengan aspal jalan raya terlalu tinggi, hal ini menyulitkan bagi mereka penyandang disabilitas tunadaksa, disabilitas tunanetra yang ingin bepergian menggunakan sarana transportasi angkutan umum. Hal ini belum lagi akan bertambah lebih menyulitkan penyandang disabilitas tatkala harus berdesakan didalam angkutan umum. Besar kiranya untuk menyediakan angkutan umum yang khusus bagi para penyandang disabilitas atau minimal angkutan umum yang lebih bersahabat dengan penyandang disabilitas.
Tapi terkadang pula, ada diantara kita yang protes pada kurangnya aksesibilitas fasilitas umum yang bisa kita pergunakan. Bentuk protesnya bisa dengan mengirim surat kepada dinas terkait agar fasilitas umum dibenahi, atau mungkin marah-marah melalui media online dengan harapan yang sama. Fasilitas umum dibenahi.
Dan jika sudah melayangkan protes, akankah langsung ditindak lanjuti oleh dinas terkait untuk membenahi aksesibilitas fasilitas umum yang rusak seperti trotoar berlubang? Sepertinya akan serempak untuk katakan TIDAK. Memang seperti itulah, seringkali protes dari pengguna fasilitas umum tidak mendapat tanggapan dengan aksi nyata oleh dinas terkait.
Jika sudah tidak mendapat tanggapan dari dinas terkait, cara terakhir yang bisa dilakukan adalah pasrah. Dan berhati-hati jika menggunakan fasilitas umum yang rusak atau tidak dipergunakan sesuai kegunaannya. Toh, badan kita masih sehat untuk melewati "rintangan" yang diciptakan oleh rusaknya fasilitas umum. Ada trotoar berlubang, anggap saja seperti layaknya sedang bermain game peperangan hehehe.
Tapi apa jadinya jika kerusakan aksesibilitas fasilitas umum ini terjadi pada mereka para penyandang disabilitas? Pastilah akan semakin mempersulit dunia mereka untuk menikmati kebebasan dalam memanfaatkan fasilitas umum.
Bagi penyandang disabilitas tunanetra misal, kondisi trotoar yang berlubang tentu saja membuat keamanan mereka dalam memanfaatkan fasilitas umum menjadi berkurang. Maunya lewat trotoar agar terhindar dari celaka karena kendaraan bermotor, tetapi malah mendapat celaka karena terjerembap pada lubang trotoar. Belum lagi mengenai batas tinggi antara trotoar dengan jalan raya yang biasanya terlalu tinggi bagi mereka (sekitar 15-20cm) yang menyulitkan untuk berpindah dari sisi jalan menuju trotoar.
Kesulitan/keterbatasan untuk memanfaatkan aksesibilitas fasilitas umum juga akan dialami oleh mereka penyandang disabilitas tunadaksa. Bagaimana tidak, ketika akan naik angkutan umum misalnya. Penyandang disabilitas tunadaksa yang menggunakan kursi roda akan kesulitan untuk menaiki angkutan umum. Baik itu angdes, angkot maupun bus AKAP dikarenakan pintu masuk dari angkutan umum tersebut yang kurang bersahabat bagi mereka. Kebanyakan pintu masuk angkutan umum terlalu tinggi bagi penyandang disabilitas tunadaksa.
Kesulitan demi kesulitan yang dialami oleh para pengguna fasilitas umum terutama para penyandang disabilitas sepertinya belum akan berakhir dalam jangka waktu dekat. Dikarenakan dari dinas terkait yang seperti sedikit disinggung diatas, kurang memperhatikan kerusakan fasum meskipun sudah mendapat protes dari pengguna fasilitas umum. Juga dilain pihak para pengguna fasilitas umum yang terkesan buang muka untuk turut dalam perawatan fasilitas umum.
Di Kabupaten Tuban sendiri, kabupaten dimana saya tinggal saat ini. Kondisi aksesibilitas fasilitas umum masih memprihatinkan pada beberapa tempat dan kondisi. Ada fasilitas umum berupa trotoar berlubang, fasilitas umum trotoar yang memiliki ketinggian terlalu tinggi dari jalan raya dan ada beberapa fasilitas umum lain yang kurang memberikan kebebasan bagi penyandang disabilitas untuk menikmati kebebasan mereka dalam mempergunakan fasilitas umum tersebut.
Beberapa fasilitas umum di Kabupaten Tuban yang menurut saya harus dibenahi oleh dinas terkait demi kenyamanan bersama terkait "Kartunet Kampanye Aksesibilitas Tanpa Batas" antara lain adalah :
1. Angkutan umum : Banyak angkutan umum yang standar jarak antara pintu masuk dengan aspal jalan raya terlalu tinggi, hal ini menyulitkan bagi mereka penyandang disabilitas tunadaksa, disabilitas tunanetra yang ingin bepergian menggunakan sarana transportasi angkutan umum. Hal ini belum lagi akan bertambah lebih menyulitkan penyandang disabilitas tatkala harus berdesakan didalam angkutan umum. Besar kiranya untuk menyediakan angkutan umum yang khusus bagi para penyandang disabilitas atau minimal angkutan umum yang lebih bersahabat dengan penyandang disabilitas.
Kondisi angkutan umum yang kurang bersahabat bagi penyandang disabilitas. |
2. Trotoar rusak dan terlalu tinggi : Seperti pada kebanyakan fasilitas umum dibanyak kota lain di Indonesia, kondisi beberapa trotoar yang ada di Kabupaten Tuban kondisinya banyak yang rusak dan tidak bersahabat dengan penyandang disabilitas. Ketinggian antara aspal jalan dengan tinggi trotoar yang berkisar 15-20cm tentu menyulitkan mobilitas saudara kita yang mengalami kekurangan pada fisik mereka.
Trotoar yang rusak dan jarak yang terlalu tinggi. |
3. Trotoar berlubang : Entah apa yang membuat kondisi trotoar di Kabupaten Tuban pada khususnya dan beberapa kabupaten lain di Indonesia pasti terdapat lubang padanya yang membahayakan para pengguna aksesibilatashttp://www.xl.co.id/ fasilitas umum ini. Apa karena material pembuat trotoar yang kurang baik atau karena penyebab lainnya yang tidak kita ketahui. Yang jelas kita sama-sama ketahui adalah kondisi seperti ini berbahaya bagi pengguna fasilitas umum terutama golongan penyandang disabilitas. Semoga dinas terkait segera memperbaiki keberlubangan trotoar di Kabupaten Tuban ini.
Trotoar berluband dijalan Teuku Umar Tuban. |
4. Trotoar licin (dan juga terlalu tinggi) : Mungkin hanya ada di Kabupaten Tuban, trotoar dibuat dengan alas berupa lantai keramik. Lantai keramik yang dipergunakan sebagai alas trotoar memang memberikan kesan enak dipandang pada trotoar. Namun dibalik itu trotoar beralaskan lantai keramik berbahaya bagi para penggunanya apalagi ketika dalam kondisi basah setelah hujan. Trotoar lantai keramik bisa menjadi licin dan mencelakakan pengguna fasilitas umum ini. Di Kabupaten Tuban sendiri kondisi trotoar yang beralaskan lantai keramik ini bisa dengan mudah ditemui pada setiap ibukota kecamatan. Tetapi mayoritas kondisinya sudah rusak dan membahayakan penggua trotoar. Selain licin, trotoar juga memiliki jarak antara aspal dan tinggi trotoar yang terlalu tinggi, sehingga membuat kesulitan bagi para penyandang disabilitas.
Trotoar dengan alas berupa lantai keramik. Licin saat hujan. |
Ke empat hal diatas sebenarnya bukan hanya kita menyalahkan pada pemerintah melalui dinas terkait saja. Namun diperlukan peran serta seluruh lapisan masyarakat untuk turut serta dalam perawatan beragam fasilitas umum yang ada untuk memberikan kebebasan serta keamanan dalam mempergunakan fasilitas umum.
Hal ini sudah dimulai oleh sebuah langkah besar yang dilakukan Kartunet.com, sebuah corong media citizen jurnalism dengan tema "Kartunet Kampanye Aksesibilitas Tanpa Batas" yang berfokus pada permasalahan yang dihadapi oleh penyandang disabilitas berkenaan dalam segala hal kehidupannya bekerja sama dengan ASEAN Blogger Community serta didukung oleh salah satu provider telekomunikasi nasional. XL.
Sebuah langkah dari Kartunet.com yang patut diapresiasi. Dari dunia maya kita suarakan perbaikan pada fasilitas umum terutama bagi pengguna aksesibilitas fasilitas umum dengan kebutuhan khusus. Perbaikan pada sarana fasilitas umum tentu akan membuat kenyamanan dan keamanan semua pihak terjamin dan tidak ada lagi kesan menganak tirikan para penyandang disabilitas dalam menikmati kebebasan mempergunakan fasilitas umum.
37 Komentar untuk "Kartunet Kampanye Aksesibilitas Tanpa Batas"
memang untuk fasilitas publik banyak yang tidak memenuhi standar. bahkan setelah dibuat tidak dirawat, tidak dirawat oleh dinas setempat dan masyarakat
penyebab trotoar belubang mungkin karena gak dilindungi dengan pepsodent mungkin xD #salahfokus
Berkat baca imi gue dapet ide postingan juga
Mahaha Thans Bang :*
Ini ikutan Lomba ya ?
Tp gue Gak Ikutan Kok, Cm Postingan Biasa aja
Semoga kaum disabilitas makin diberdayai Dan Disetarakan amin
sukses yaa seonya..
pertamax
akhirnya ikutan juga ya,,,aseekk banget,,ayo kita bersaing secara sehat,,
hhmm kalo diliat2, ya emang begitulah merata diseluruh Indonesia hhmmm :(
utk yg gak disabilitas aja, gak nyaman bgt fasilitasnya ya
wah 10 jempol buat sabda awal
masalah trotoar, di kota saya banyak yang jadi pasir
maaf ya baru bisa kesini, situs ku mengalami kerusakan database.. jadi mesti repair dulu.. :D
Nice gan
kunjungan perdana..
terlihat blog ini sering update,jika berkenan saya ingin mengjak anda untuk saling follow atau bertukar link.
akses bagi penyandang cacat masih tak didukung
contoh paling sederhana adalah masjid banyak yang sholatnya di lantai 2, menyulitkan mereka yang (maaf) kakinya sakit/cacat
lunyu cak..ati2
hmm, ini adalah langkah peduli lingkungan sosial sob...
nah, untuk yang lantai keramik selain membahayakan pengguna trotoar juga akan mengurangi serapan air yang dapat mengakibatkan banjir untuk jangka panjangnya.
untuk trotoar yang lebih aman dan ramah lingkungan bisa menggunakan paving block. selain itu bisa tetap terlihat 'kece' dengan pilihan warna yang tak kalah menarik dengan keramik.
~Azim anak Tuban yang emang anak peduli Tuban, Siiiip deh~
fasilitasnya emang perlu ditingkatin lagi, karena tdk hanya para disabilitas yang akan kesulitan dlm beraktivitas, org normal pun kl ada trotoar berlubang seperti itu jg perlu hati2.
Yang paling penting kepedulian kita, untuk masalah sarana pemerintah masih sangat jauh untuk bisa mempedulikan nasih kaum disabilitas...
wah mastah ikutan kontes ini, sukses ya Jim, ntar aku juara satu kamu yang juara duanya hahaha
moga kita mendapatkan hasil yang maksimal Jim, pasti itu..!!!
dan mari kita semua meneruskan dan berteriak untuk saudara kita, saudara kita para kaum disabilitas, mereka juga layak mendapatkan fasilitas seperti orang normal lainnya :)
memang untuk fasilitas publik banyak yang tidak memenuhi standar mas
mungkin seperti itu penyebabnya wkwkwkw
ohhh tidakk... kenapa dapet emot gituan dari cowok coba :3
yoi babang oges, ini ikutan lomba lho... do'ain biar menang ya artikel ini
Aminnn Ya Rabbal 'Alamin
ayo kita bersaing secara 4 sehat 5 sempurnya...
yah, miris memang jika mayoritas kondisi fasum kurang friendly bagi para penyandang disabilitas
iya begitulah,, semoga untuk pengguna disabilitas lebih diperhatikan lagi Aminn
patut dipertanyakan material pembuat itu trotoar bro... indikasi mungkin
semoga cepet kelar masalahnya ya
Insyaallah bro
itu juga, sebenarnya sebelum masuk kelantai dua pun terkadang ada tangga yg bisa menyulitkan para penyandang disabilitas
semoga saja tidak terpeleset
Aminn... makasih bro do'anya..
semoga saja semakin banyak sarana publik yg mempernyaman penyandang disabilitas dalam menikmati fasum
do'akan menang ya kaka :)
mungkin pas dulu dilakukan pembangunan mereka inginkan sesuatu yg beda dari biasanya menggunakan paving block menjadi menggunakan lantai keramik. dan ternyata hasil akhirnya kurang bagus ketika musim penghujan menjadi licin
iya tuh... semua berawal dari kesadaran seluruh lapisan masyarakat untuk turut menjaga fasum dan semoga pemerintah melalui dinas terkait mau memperbaiki fasum sehingga bisa fix buat penyandang disabilitas
lewat tulisan ini, semoga saja pemerintah jadi mau memperhatikan kebutuhan khusus penyandang disabilitas
Aminn... semoga saja bang,
mari teriakkan perbaikan untuk sarana dan prasarana umum agar menjadi lebih baik dan lebih user friendly buat penyandang disabilitas
Semoga melalui kegiatan ini jadi membuka mata para pemegang tampuk kekuasaan untuk memperbaiki akses fasum bagi para penyandang kebutuhan khusus
Nice Article...
Good luck ya
Aminn broh
dapat gambaran mengenai fasilitas umum di kabupaten Tuban.. Mungkin agak sedikit saran untuk menggunakan kata normal untuk membandingkan dengan penyandang disabilitas yang tidak normal. Normalitas menurut saya relatif, jadi mungkin dapat cukup digunakan "bertubuhlengkap". :) overall, tulisannya menarik. menggugah kesadaran bahwa fasilitas umum yang tak layak bukan hanya untuk sekedar diabaikan. bravo!
Tinggalkan opini Anda, untuk turut dalam postingan ini [komentar dimoderasi dulu].