Hari ahad kemarin, aku berkesempatan untuk berkunjung ke sebuah toko olahraga dan perlengkapan sekolah yang terletak di kawasan Jl. Pemuda Kota Tuban. Untuk sebuah ihwal yang sebenarnya bukan keperluanku.
Sekitar pukul 05.30 sore aku berangkat dari tempat kos yang juga sekaligus toko batik menuju ke toko tersebut. Pas nyampe sana, pelayanan toko yang umurnya sekitar 40an tahun menanyakan apa yang ingin aku beli. Langsung aja aku bilang mau beli Pianika.
Dia masuk, ngambilin pianika yang mau aku beli. Pianika warna biru dengan selang tiup warna putihpun dihadapkan padaku. Pelayanan toko tadi minta aku buat ngecek keluaran suara dari pianika tadi, dia bilang kalau ada kerusakan, tidak bisa diganti atau ditukar.
Wadawww,,, dalam pikiranku kok serem ya, tidak boleh ditukar atau diganti. Males juga untuk mencoba meniup pianika tadi, aku minta pelayanan toko itu aja yang ngetes. Eee malah tetep aku yang disuruh ngetes, ya sudahlah aku tiupin dan aku pencet satu persatu dan it's fix pianika siap dibayar dan aku bawa.
Nah, masalah baru muncul lagi. Si pelayanan toko tadi nanya, "Mas notanya ditulis gimana, asli atau gimana (rekayasa)? Aku bilang, asli aja (belum sadar) lantas nota yang memang aku minta tadi ditulis dan jumlah yang harus aku bayar, aku bayar dikasir secara lunas cash.
Dalam perjalanan naik motor, aku pikir-pikir pertanyaan kasir tadi. "ditulis asli atau gimana?" Wah, apa maksudnya ya.... Sejenak berpikir baru aku keinget kalau nampaknya pelayanan toko tadi terbiasa jika ada yang minta nota kebanyakan selalu memark-up harga untuk mendapat selisih uang dari "juragan"nya.
Lha aku, aku tak seperti itu bro. Meskipun memang beliin anak "bos", tapi buat apalah memark-up seperti orang-orang yang lainnya. Mending jujur. Berani Jujur Hebat! #saveKPK.... lhoh malah ngawur.
Toeban kota 09102012
Sekitar pukul 05.30 sore aku berangkat dari tempat kos yang juga sekaligus toko batik menuju ke toko tersebut. Pas nyampe sana, pelayanan toko yang umurnya sekitar 40an tahun menanyakan apa yang ingin aku beli. Langsung aja aku bilang mau beli Pianika.
Dia masuk, ngambilin pianika yang mau aku beli. Pianika warna biru dengan selang tiup warna putihpun dihadapkan padaku. Pelayanan toko tadi minta aku buat ngecek keluaran suara dari pianika tadi, dia bilang kalau ada kerusakan, tidak bisa diganti atau ditukar.
Wadawww,,, dalam pikiranku kok serem ya, tidak boleh ditukar atau diganti. Males juga untuk mencoba meniup pianika tadi, aku minta pelayanan toko itu aja yang ngetes. Eee malah tetep aku yang disuruh ngetes, ya sudahlah aku tiupin dan aku pencet satu persatu dan it's fix pianika siap dibayar dan aku bawa.
Pianika image by Indonetwork |
Dalam perjalanan naik motor, aku pikir-pikir pertanyaan kasir tadi. "ditulis asli atau gimana?" Wah, apa maksudnya ya.... Sejenak berpikir baru aku keinget kalau nampaknya pelayanan toko tadi terbiasa jika ada yang minta nota kebanyakan selalu memark-up harga untuk mendapat selisih uang dari "juragan"nya.
Lha aku, aku tak seperti itu bro. Meskipun memang beliin anak "bos", tapi buat apalah memark-up seperti orang-orang yang lainnya. Mending jujur. Berani Jujur Hebat! #saveKPK.... lhoh malah ngawur.
Toeban kota 09102012
0 Komentar untuk "Tak Tulis Gimana Mas"
Tinggalkan opini Anda, untuk turut dalam postingan ini [komentar dimoderasi dulu].