Memaknai Hari Buruh Internasional - KaAzima

Azim: Life, Blog, Linux ER

Menulis Lagi... Lagi Menulis.

Memaknai Hari Buruh Internasional

Hari buruh internasional jatuh pada 1 Mei setiap tahunnya. Dan pada tahun ini 1 Mei itu jatuh hari Kamis. Tepat hari ini. Ya, sekaranglah hari buruh internasional. Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, setiap hari buruh pasti banyak digelar demo oleh kalangan serikat pekerja. Tuntutannya sih klasik, mulai dari penolakan terhadap upah murah, meminta pengangkatan sebagai karyawan tetap atau meminta kejelasan status mereka bekerja.

Dan setiap demonstrasi, sudah pasti bisa ditebak akibatnya. Jalanan menjadi macet: malah bisa sampai macet total. Aparat keamanan dibuat kelabakan mengamankan jalannya demonstransi, disisi lain juga kelabakan mengatur arus lalu lintas kendaraan yang terjebak macet. Apalagi kalau demo dilakukan oleh serikat pekerja, yang biasanya mengerahkan ratusan hingga ribuan pendemo. Macetnya jalan rayapun tak bisa dihindari.

Memaknai Hari Buruh Internasional: Demo buruh
Memaknai Hari Buruh Internasional: Demo buruh (tribunnews)

Tetapi, apakah setiap 'May Day' (sebutan lain untuk tanggal 1 Mei) harus dimaknai dengan berdemonstrasi? Dengan mengerahkan ribuan massa, menutup jalan, mengganggu kelancaran arus lalu lintas? Apakah dengan berdemo keinginan massa buruh sudah pasti didengar oleh stake holder dan disanggupi untuk dilaksakan? Belum tentu!

Lalu bagaimana dong memaknai hari buruh itu...?

Jawabannya ada pada masing-masing buruh itu sendiri. Kalau memang merasa kesejahteraannya sebagai buruh dianggap kurang, ya silahkan berdemo. Kalau menuntut kejelasan status pekerjaan, ya boleh aja ikut berdemo serikat pekerja. Kalau hanya sekedar solidaritas atau ikut-ikutan berdemo? Mendingan tidak usah, lebih baik menghabiskan hari libur ini dengan refreshing bersama orang-orang dekat. Toh, hari buruh jatuh ditanggal muda (tahu maksudnya kan?).

Terus kamu sendiri bagaimana caramu memaknai hari buruh...?

Nanya ke aku ya? Hmmm... Menurutku, cara memaknai hari buruh adalah: dengan berkumpul bersama orang-orang tersayang, bersyukur yang tiada habisnya kepada Tuhan YME. Karena sudah diberikan nikmat pekerjaan yang menghasilkan gaji. Meskipun gajinya kurang atau pas-pasan, lebih baik dibandingkan yang belum dapat pekerjaan.

Gaji kurang atau pas-pasan itu kan sebenarnya bagaimana mengatur rasio pengeluaran dengan pendapatan. Kalau boros, mau dapat pendapatan berapa pun juga pasti kurang. Kalau hemat, sisa pendapatan dikurangi pengeluaran bulanan bisa ditabung.

Bagi orang yang hemat, mereka biasanya adalah orang-orang yang bersyukur dengan apa yang didapatnya. Apabila merasa kurang, mereka melihat pada orang-orang kurang beruntung yang pendapatannya berada dibawah pendapatan dia. Jadi merasa gajinya kurang pun, masih tetap bersyukur. Selain melihat kebawah, mereka juga melihat keatas, sebagai pelecut untuk lebih giat bekerja dan mendapat lebih banyak pendapatan.

Jadi simpelnya, memaknai hari buruh menurut pendapatku adalah dengan banyak-banyak bersyukur, bertekad lebih giat lagi dalam bekerja, dan memanfaatkan hari libur memperingati hari buruh internasional pada hari ini untuk lebih dekat dengan orang-orang tersayang.





Selamat Hari Buruh Internasional: 1 Mei 2014.

Tag : Everything, id., Kamis
0 Komentar untuk "Memaknai Hari Buruh Internasional"

Tinggalkan opini Anda, untuk turut dalam postingan ini [komentar dimoderasi dulu].

Back To Top