Hari Berat Itu... (Part I)
Keputusan ternyata aku ingin lihat karnaval dan ingin memperoleh foto-foto dari kegiatan ini. Pukul 16.48 sore pulang menuju kerek, diperjalanan insiden kedua menimpaku dimana buntut motor yang aku pakai di seruduk dua manusia alay yang tidak bisa mengendarai motor dalam sistem slip stream. Udah gitu, dengan sok jago teriak didekatku "WOY" (mau sok jago ya; pikirku).
Sampai dikerek langsung mandi sholat makan seperti yang diinginkan my special one. Saat magrib sampai isya' hubunganku dengan my special one semuanya berjalan seperti biasa, namun ketika adzan isyak dikumandangkan, sebuah keharuan akan dimulai waktu itu.
Entah apa yang ada dipikiran dia, pengaruh dari siapa hingga sebuah kata sulit darinya dilontarkan padaku "aku moh ketemu lagi". Tak cuma itu, menjelang jam 23.00 hal yang paling tidak ku inginkan diucapkannya kepadaku. Dia ingin menjalani persahabatan denganku, yang secara tidak langsung inginkan putus.
Kecewa. Itulah yang aku rasakan semalam, kejadian berubah begitu revolusioner menjadi antiklimaks yang menyeramkan bagiku. Hingga kini, aku masih mencintainya dan akan selalu seperti itu selama aku mampu. Dan, aku juga inginkan dirimu seperti itu my special one. Semoga segera berakhir dengan kebaikan.
Keputusan ternyata aku ingin lihat karnaval dan ingin memperoleh foto-foto dari kegiatan ini. Pukul 16.48 sore pulang menuju kerek, diperjalanan insiden kedua menimpaku dimana buntut motor yang aku pakai di seruduk dua manusia alay yang tidak bisa mengendarai motor dalam sistem slip stream. Udah gitu, dengan sok jago teriak didekatku "WOY" (mau sok jago ya; pikirku).
Sampai dikerek langsung mandi sholat makan seperti yang diinginkan my special one. Saat magrib sampai isya' hubunganku dengan my special one semuanya berjalan seperti biasa, namun ketika adzan isyak dikumandangkan, sebuah keharuan akan dimulai waktu itu.
Entah apa yang ada dipikiran dia, pengaruh dari siapa hingga sebuah kata sulit darinya dilontarkan padaku "aku moh ketemu lagi". Tak cuma itu, menjelang jam 23.00 hal yang paling tidak ku inginkan diucapkannya kepadaku. Dia ingin menjalani persahabatan denganku, yang secara tidak langsung inginkan putus.
Kecewa. Itulah yang aku rasakan semalam, kejadian berubah begitu revolusioner menjadi antiklimaks yang menyeramkan bagiku. Hingga kini, aku masih mencintainya dan akan selalu seperti itu selama aku mampu. Dan, aku juga inginkan dirimu seperti itu my special one. Semoga segera berakhir dengan kebaikan.
0 Komentar untuk "Hari Berat Itu... (Part II)"
Tinggalkan opini Anda, untuk turut dalam postingan ini [komentar dimoderasi dulu].